Berpacu dengan Waktu! FKIP Unsulbar Gelar Workshop Penyusunan RPS Berbasis OBE di Hari Kedua
Layaknya kapal yang mengarungi lautan, setelah berlayar selama dua hari, tibalah kini di pulau penantian.
Bertempat di gedung Auditorium kampus Padhang-padhang, FKIP Universitas Sulawesi Barat berhasil menuntaskan Workshop Penyusunan RPS berbasis Outcome Based Education (OBE) di hari kedua (Kamis, 21/11/2024), lanjutan dari Workshop Pengembangan Kurikulum MBKM sehari sebelumnya (Rabu, 20/11/2024).
Workshop bertajuk dua hari tersebut merupakan rangkaian kegiatan kolaboratif yang memiliki semangat bersama demi mengasah setiap ranah dalam penyelenggaraan pengajaran di lingkup FKIP Universitas Sulawesi Barat.
Tepatnya, kegiatan tersebut diharapkan menjadi momentum penguatan terhadap implementasi dan adaptasi kurikulum MBKM seraya memperkaya rasa dan rasio Bapak/Ibu Dosen, para peserta Workshop dalam menyusun RPS berbasis OBE.
Bapak Dr. Ruslan, M.Pd., narasumber pertama yang hadir secara luring, mengawali pemaparan materinya dengan petuah-petuah berkelas, lalu menyajikan salindia-salindia terkait RPS secara interaktif bersama para peserta.
“RPS berbasis OBE merupakan integrasi dan internalisasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap,” ungkap beliau to the point.
“RPS yang berlandaskan pada level taksonomi bloom tingkat 6, yaitu mengkreasi itu adalah ciri bahwa RPS itu telah berbasis OBE,” beliau melanjutkan.
Narasumber yang juga merupakan Dekan FKIP Universitas Sulawesi Barat tersebut, lalu mengajak para peserta untuk berkontemplasi bersama.
“Silakan Bapak/Ibu dosen memikirkan lalu menetapkan kompetensi tertinggi dalam taksonomi yang dapat tercapai sebagai acuan penyusunan CPMK dalam RPS dengan mempertimbangkan daya dukung, intake, dan kompleksitas,” ungkap beliau.
Beberapa peserta turut mengajukan pertanyaan dan menyatakan apresiasi terhadap materi yang dibawakan oleh Bapak Dr. Ruslan, M.Pd.
Termasuk Bapak Dr. Muhammad Jamil Barambangi dan Ibu Dr. Kartika Hajati, M.Pd., dosen senior di FKIP Universitas Sulawesi Barat. Keduanya turut bertanya dan mengapresiasi materi yang dibawakan oleh narasumber disertai gelitikan-gelitikan humor yang mengundang gelak tawa para peserta.
Selanjutnya, kegiatan ini juga menghadirkan Dr. Eka Cahya Prima, S.Pd., M.T dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai pemateri sesi kedua.
Dalam pemaparannya secara daring, Dr. Eka menjelaskan secara rinci tahapan penyusunan RPS di tingkat program studi. Proses tersebut dimulai dari merujuk pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN DIKTI), dilanjutkan dengan berbagai peraturan atau landasan hukum terkait yang menjadi panduan penyusunan RPS.
Penjelasan tersebut memberikan gambaran jelas tentang pentingnya penyelarasan antara kurikulum dan regulasi yang berlaku.
Workshop yang dihadiri oleh para dosen FKIP ini juga menjadi ajang pembelajaran mengenai praktik terbaik dalam pengelolaan kurikulum di UPI.
Salah satu poin menarik yang disampaikan adalah bagaimana UPI memiliki prosedur yang jelas dalam proses review kurikulum.
Selain itu, UPI juga telah mengembangkan pedoman penyusunan RPS yang seragam untuk seluruh universitas, sehingga mempermudah implementasi dan evaluasi kurikulum berbasis OBE.
Bahkan, pembuatan RPS di UPI menggunakan sistem yang diberi nama SPOT (Sistem Pembelajaran Online Terpadu) di mana sistem ini terintegrasi dengan panduan penyusunan kurikulum Universitas.
“Sehingga apabila ada prodi yang tidak patuh terhadap pengisian jumlah mata kuliah atau SKS, maka sistem tersebut tidak akan meng “generate” draft kurikulum prodi tersebut,”ungkap beliau.
Secara keseluruhan, rangkaian kegiatan hari ini baik luring maupun daring berlangsung sukses.
Namun demikian, secercah harapan tidak cukup terpatri, perlu ada tindak lanjut agar semua teraktualisasi.
Semoga kegiatan ini dapat menjadi langkah awal bagi FKIP Universitas Sulawesi Barat dalam mengoptimalkan penyusunan RPS berbasis OBE, guna mendukung tercapainya lulusan yang kompeten dan seirama dengan kebutuhan zaman dan peradaban.
Sebagai penutup, ungkapan terimakasih tidak terhingga untuk semua panitia yang telah bekerja, termasuk para peserta yang tidak tersebut namanya. Insya Allah, doa tulus senantiasa menyertai.